Langsung ke konten utama

Bacabukunya: Aku Yang Sudah Lama Hilang

Long time no see. Udah lama banget nggak nulis di blog ini. berapa tahun ya? Kayaknya sejak sebelum kerja di rumah sakit deh.

Ditulisan kali ini aku mau berbagi tentang sebuah buku berjudul Aku Yang Sudah Lama Hilang karya Nago Tejena, M.Psi., Psikolog. 

Aku beli buku ini via online pada Juni 2024, dan baru selesai baca kemarin.

Semakin lama aku semakin sulit baca buku, sulit fokus, dan gampang terdistraksi. Padahal dulu bisa lho sehari satu buku sambil sekolah juga. Perjalanan aku membaca buku ini cukup lama. Setengah jalan baca buku, trus jeda nggak baca lagi. Lupa isinya, ulang lagi dari awal, sampai akhirnya kemarin aku berhasil menyelesaikan buku ini. 

Aku sempat denial dan nggak siap dengan isi buku ini. Terutama kalau udah ada di Bab memulai obrolan canggung. Ternyata bukan hanya memulai obrolan canggung yang jadi kendalaku saat itu, tapi juga bacaan canggung. 



So, What do I love from this book?

1. Buku ini termasuk bacaan yang ringan tapi ngena ke pembacanya. Bahasanya mudah dipahami dan aku suka penyampaiannya yang pakai contoh umum sehari hari. Di buku ini ada 9 Bab yang membahas tentang gimana kita bisa lebih mengenal diri sendiri.

2. Kamu boleh mendendam. Dibuku ini juga dibahas tentang hal hal yang wajar kita rasakan sebagai manusia. Mungkin perasaan atau emosi itu dianggap negatif dari sudut pandang norma, tapi sangat wajar dirasakan manusia. Dendam contohnya. Justru aneh kalau kita nggak dendam atau marah saat hak kita dirampas orang lain. 

3. Bagi sebagian orang, buku ini mungkin akan mengajarkan ia untuk lebih menjadi "manusia", melepaskan tuntutan untuk jadi sempurna atau melepas topeng topeng yang ada. Ngajarin kita untuk stop being fake. Jadi diri sendiri dan nggak harus mengikuti apa kata orang, apalagi memuaskan keinginan orang lain. Kita belajar untuk menjadi pribadi yang otentik. 

4. Ga harus jadi nomor 1. Semua orang punya perannya masing-masing. Ga mungkin kan semua orang jadi bos atau CEO? Setiap orang punya peran dan porsinya masing masing, dan kita nggak harus selalu ada di puncak piramida. Jadi karyawan biasa juga nggak ada salahnya. Kita nggak harus berprestasi, nggak harus juara 1, nggak harus selalu bersaing sama orang lain. Boleh kok jadi biasa-biasa aja.

5. Buku ini juga mengajarkan aku untuk lebih menerima diriku sendiri, mulai dari emosi, pikiran, perilaku, dan mungkin menerima keadaan. Dari buku ini aku belajar untuk lebih mendengarkan dan lebih menghargai diriku sendiri. belajar menerima perasaan marah, kecewa, takut, sedih, dan perasaan lain, baik itu nyaman atau nggak. 

6. Sesuai judulnya, buku ini cocok untuk kita kita yang mulai kehilangan diri sendiri dan ngerasa nggak kenal sama dirinya sendiri. Cocok untuk seseorang yang sedang ingin menemukan dirinya dan kembali ke dia yang sebenarnya, tanpa harus memasang topeng sosial.


Oke segitu dulu tulisan randomnya, semoga lain kali bisa nulis tentang pengalaman baca buku yang lain lagi. Semoga bisa ketemu buku bagus yang lain, dan semoga tetap semangat baca bukunya. 

 






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Baca Bukunya: Law of Attraction

  Aku sempat berbincang dengan salah satu teman di aplikasi whatsapp. Sampai pada satu titik, temanku bertanya tentang kegiatanku baca buku. Buku yang baru saja selesai aku baca adalah buku karya Michael J. Loiser dengan judul Law of Attraction. Dia tanya, isinya seperti apa?, dan seketika itu aku bingung bagaimana menjelaskan sebuah arti dari hukum ketertarikan. Aku memahami maksud dari Law of Attraction but it’s hard for me to explain about it. Jadilah kali ini kita bahas tentang hukum ketertarikan saja. Buku ini sebenarnya sudah ada dari tahun 2007, yaaa sekitar 13-14 tahun lalu. Aku pinjam buku ini dari pakde dengan tanda tangan tahun 2008. Jadi, dikeluargaku punya kebiasaan ngasih tanggal beli di buku, gatau kenapa. Why do i decided to read this book after years padahal aku nggak pernah tertarik untuk baca buku yang menurutku agak kaku dan sulit untuk dipahami karena dia adalah salah satu buku terjemahan (setahuku begitu). Baca buku terjemahan itu kadang lebih rumit karena...

Dear My Foreign Friends

I'm sorry, I was busy to finish the program but forget to having fun. I'm sorry that i didn't really know you. We spend a lot of time but i was busy on working. I know that i was too focus on the result. I may not good on expressing my feeling, but i want to know you more than this. I was jealous to those who easy to get along with you, but i am happy to know you. I'll remember you, even you may forget me someday.

What do i do after graduated from university

Pertama. Lega dan bingung saat dinyatakan lulus dari universitas. Lega karena berhasil menyelesaikan kewajiban kuliah dijurusan yang kupilih secara acak tanpa niatan untuk melanjutkan dan justru terjebak karena janji yang kubuat saat awal perkuliahan. Sedikit flashback, jurusan ilmu komunikasi adalah jurusan yang aku pilih secara mendadak di ruang pendaftaran. Kukira aku akan diterima di tempat lain dan nggak akan melanjutkan kuliah disana, ternyata salah. Aku berjanji pada diriku sendiri jika ip semester 1 ku diatas 3.5, aku akan bertahan sampai lulus dan mengurungkan niat untuk mendaftar di kampus lain tahun berikutnya. Nilai semesterku saat itu malah 3.98, aku sempat mem'bathin' "kok nggak sekalian 4 aja sih. nanggung amat kalo ngasih tau harus bertahan". Eehh,, tapi jangan tanya ya ip semester selanjutnya berapa, kayak flying fox.  Kedua, bingung karena merasa nggak punya tujuan. Muncul pertanyaan aku harus apa? Harus bagaimana? Aku mau apa setelah lulus? mau ke...