Langsung ke konten utama

Bullying


Teringat materi Bk hari ini, membuatku mengingat masa lalu. Bullying, tindakan dimana seseorang mengancam orang lain yang dianggap lemah dan membuat orang tersebut merasa tersakiti. Awalnya aku mengira yang termasuk kategori bullying adalah kekerasan fisik, namun aku salah. Bullying, ada bullying kontak fisik langsung, yaitu yang aku anggap satu-satunya tidakan bullying tadi. Verbal(mengejek, menghina, memberi julukan,dll.), aku mengira hal yang satu ini tidak masuk kategori,tetapi aku salah. Psikis (merusak persahabatan, mengucilkan, dll.). seksual, dan yang terakhir Cyber (dunia maya).

Menurutku, MOS termasuk sarana bullying. sejujurnya aku nggak suka mos, walaupun dibilang bahwa mo situ banyak kenangan, tapi aku sakit hati karena perlakuan kakak senior.
Ok,, bullying apa yang pernah kamu alami ? verbal? Hampir setiap orang pernah.
Aku pernah mengalami bullying verbal, bullying psikis dan bullying cyber. Bullying verbal,, aku anggap ini hal umum yang pernah dialami hampir setiap orang. Bullying Cyber..aku mengalaminya saat aku mengalami bullying psikis. Di jejaring sosial teman-temanku sendiri menjelek-jelekkan aku, walaupun mereka tidak menyebut namaku secara langsung, tapi sudah bisa diduga bahwa itu aku karena inisial dan julukan yang mereka pakai. Sakit rasanya saat mengingat bagaimana perlakuan mereka.
Luka bathin tidak akan pernah sembuh. Ya,, aku setuju, sangat setuju, sakit. Bu Vini bilang, kalo kamu membully seseorang dan orang itu hanya diam,hentikan nak, kau telah menorehkan luka yang sangat dalam di hatinya. Namun, yang aku alami, aku sudah diam dan menuruti, namun apa jadinya ? hal itu terulang untuk kedua kalinya. Ada dua kelompok orang yang telah membullyku. Pertama saat SMP dan kedua saat SMA. Sekeras apapun, luka itu akan tetap ada bahkan tempat kejadian, ekspresi mereka, nama mereka, dan wajah mereka tidak akan pernah terlupa.
Pembullyan pertama aku membantah, karena aku merasa aku benar dan tak seharusnya mereka seperti itu. Namun aku berterima kasih karena mereka tidak melakukannya untuk kedua kalinya.
Pembullyan kedua aku diam, diam karena sakit hati, tertekan, tak tau harus bagaimana, dan aku takut. Aku kira semua berakhir baik-baik saja,namun aku salah. Hal yang sama terjadi lagi, dan aku merasa semakin tersakiti.
Aku menangis mendengar pernyataan tentang perasaan anak yang di bully dan itu mengingatkanku pada diriku sendiri.
Sebenarnya aku juga pernah di bully saat SD, saat aku kelas 3, aku nggak punya teman sama sekali. Mereka menjauhiku,apapun yang aku lakukan diangggap salah.tapi aku tak terlalu memikirkannya karena aku menganggap itu hanya masa kanak-kanakku saja.
Tidak menyadari ketika dibully bukan hal yang baik. apalagi kalau mengira bahwa yang dilakukan oleh perundung adalah hal yang wajar karena kita beranggapan kitalah yang bersalah. Oiya, orang orang sekitar yang berdiam diri ketika melihat orang lain dirundung/dibully, juga termasuk dalam pelaku perundungan karena membiarkan sebuah kekerasan terjadi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Baca Bukunya: Law of Attraction

  Aku sempat berbincang dengan salah satu teman di aplikasi whatsapp. Sampai pada satu titik, temanku bertanya tentang kegiatanku baca buku. Buku yang baru saja selesai aku baca adalah buku karya Michael J. Loiser dengan judul Law of Attraction. Dia tanya, isinya seperti apa?, dan seketika itu aku bingung bagaimana menjelaskan sebuah arti dari hukum ketertarikan. Aku memahami maksud dari Law of Attraction but it’s hard for me to explain about it. Jadilah kali ini kita bahas tentang hukum ketertarikan saja. Buku ini sebenarnya sudah ada dari tahun 2007, yaaa sekitar 13-14 tahun lalu. Aku pinjam buku ini dari pakde dengan tanda tangan tahun 2008. Jadi, dikeluargaku punya kebiasaan ngasih tanggal beli di buku, gatau kenapa. Why do i decided to read this book after years padahal aku nggak pernah tertarik untuk baca buku yang menurutku agak kaku dan sulit untuk dipahami karena dia adalah salah satu buku terjemahan (setahuku begitu). Baca buku terjemahan itu kadang lebih rumit karena...

Dear My Foreign Friends

I'm sorry, I was busy to finish the program but forget to having fun. I'm sorry that i didn't really know you. We spend a lot of time but i was busy on working. I know that i was too focus on the result. I may not good on expressing my feeling, but i want to know you more than this. I was jealous to those who easy to get along with you, but i am happy to know you. I'll remember you, even you may forget me someday.

What do i do after graduated from university

Pertama. Lega dan bingung saat dinyatakan lulus dari universitas. Lega karena berhasil menyelesaikan kewajiban kuliah dijurusan yang kupilih secara acak tanpa niatan untuk melanjutkan dan justru terjebak karena janji yang kubuat saat awal perkuliahan. Sedikit flashback, jurusan ilmu komunikasi adalah jurusan yang aku pilih secara mendadak di ruang pendaftaran. Kukira aku akan diterima di tempat lain dan nggak akan melanjutkan kuliah disana, ternyata salah. Aku berjanji pada diriku sendiri jika ip semester 1 ku diatas 3.5, aku akan bertahan sampai lulus dan mengurungkan niat untuk mendaftar di kampus lain tahun berikutnya. Nilai semesterku saat itu malah 3.98, aku sempat mem'bathin' "kok nggak sekalian 4 aja sih. nanggung amat kalo ngasih tau harus bertahan". Eehh,, tapi jangan tanya ya ip semester selanjutnya berapa, kayak flying fox.  Kedua, bingung karena merasa nggak punya tujuan. Muncul pertanyaan aku harus apa? Harus bagaimana? Aku mau apa setelah lulus? mau ke...